Hay,perkenalkan namaku Mitha aku pelajar kelas 1 di SMP favorit di daerah Malang. Disana aku dikenal sebagai anak yang pintar namun di sana aku tak punya teman bukan karena aku anak yang nakal namun karena Andre sang mantan juara kelas yang dulu,memerintahkan agar anak-anak dikelas manjauhiku,dia sangat membenciku sejak aku jadi juara 1. Setiap ada kesalahan aku selalu saja dipojokkan olehnya dan tidak ada satupun orang yang membelaku,mereka semua takut akan dimusuhi oleh Andre. Mereka takut karena Andre adalah anak kesayangan guru-guru di sekolahku selain itu mereka juga takut padanya karena dia adalah bos di kelasku,jadi siapa berani menentangnya maka dia akan menjadi musuh Andre dan menjadi musuh Andre maka dia akan dimusuhi satu kelas. Hari-hariku benar-benar sangat sepi tanpa di temani seorang teman dan juga hari-hariku penuh dengan kata-kata pedas dari mulut Andre. Aku benar-benar sudah putus asa ingin rasanya aku pindah sekolah,tapi tak bisa karena orang tuaku menginginkan aku untuk sekolah disini. Ditengah keputusasaan ini saat aku naik kelas 2. Saat itu aku berjalan menuju kelasku tak kusangka ada seorang anak perempuan yang sepertinya baru ku kenal menyapaku dengan ramah “hay!”. Aku tak begitu mempedulikannya karena aku memeng tidak mengenalnya,saat aku masuk kelas. Kelasku sudah sangat ramai,aku tidak ikut ramai dengan mereka karna memeng aku tidak punya teman untuk di ajak bicara. Tiba-tiba guruku datang dengan seorang anak yang aku merasa tidak asing,ternyata anak yang datang dengan guruku adalah anak yang tadi pagi menyapaku. Ternyata anak itu adalah anak pindahan dari Riau,namanya Silvi. Anak itu duduk sebangku denganku ternyata anak itu anak yang ramah dan pandai berbahasa inggris,akupun memperkenalkan diriku “hay,kamu anak yang tadi menyapaku kan?perkenalkan namaku Mitha”,diapun menjawab “oo,jadi namamu Mitha,aku Silvi. Senang bertemu denganmu”,setelah berkenalan kamipun bertukar nomer HP dan malamnya Silvi SMS –an sama aku entah sekedar membahas pelajaran ataupun membahas yang lainnya,karena dia duduk sebangku denganku dan sangat sering berkirim SMS denganku lama-kelamaan akhirnya pun dia menjadi sahabat baikku dan mulai saat itu aku tidak sendirian lagi karena Silvi selalu bersamaku dan karena Silvi sangat sering berbicara menggunakan bahasa inggris akupun sangat tertarik menggunakan bahasa inggris. Setiap hari aku memperdalam latihan berbicara dengan bahasa inggris terkadang kalau aku tidak bisa aku selalu bertanya pada Silvi “Vi,cara menggunakan kata ini bagaimana?” dan Silvi selalu menjawab pertanyaanku dengan sikap ramahnya,semua itu membuatku semakin tertarik dengan bahasa inggris sehingga nilaiku dalam bidang bahasa inggris meningkat. Suatu hari setelah libiran akhir semester 1 usai ada hal yang sangat mengejutkanku. Tiba-tiba Silvi berkata dengan wajah pucat “Mit,kemaren waktu liburan aku di ajak mamaku pergi ke Singapura..”,dengan spontan aku memotong pembicaraan Silvi “waah,asyik donk!ceritain semua pengalamanmu selama disana ya?!”. Mendengar kata-kataku Silvi tidak bisa menahan kesedihannya lagi dan diapun menagis. Dengan wajah bingung aku bertanya “kenapa nangis? Apa ada kata-kataku yang salah?”.dia menjawab “kata-katamu nggak salah kok!hanya saja waktu aku di ajak ke Singapura,aku disuruh mamaku untuk pindah sekolah disana,aku tidak mau meninggalkanmu dan aku juga sudah terlanjur akrab sama anak-anak disini!”. Seketika itu aku langsung berkata dalam hati “apa ini artinya aku akan sendiri lagi seperti dulu?”. Aku sangat sedih mendengar berita ini sampai-sampai saat pulang sekolah aku masih memikirkan hal ini dan juga aku tidak bisa konsentrasi belajar karena hal ini. Keesokan harinya aku dengan lesu berjalan menuju kelas. Disana aku tidak menemukan Silvi,aku langsung berfikir kalau Silvi sudah pindah sekolah. Sedih sekali hatiku tak terasa air mataku keluar karena terlalu sedihnya,hari ini aku sama sekali tidak memperhatikan pelajaran karena yang ada dalam benakku hanyalah soal kepindahan Silvi. Beberapa hari kujalani tanpa kehadiran Silvi,namun hari ini saat aku berjalan menuju kelas aku seperti mendengar suara Silvi,akupun langsung berlari kekelas dan mencari suara itu ternyata dugaanku benar bahwa itu suara Silvi,aku sangat senag sekaligus bingung. Karena bukannya kupikir kalau Silvi sudah pindah ke Singapura,tapi kenapa dia ada disini,daripada aku bingung aku langsung datang ke tempat duduk Silvi dan seperti biasa dia selalu menyapaku dengan ramah “hay mitha,sudah 1 minggu tidak bertemu,gimana kabarmu?”. Aku menjawab sekaligus mengajukan pertanyaan untuknya “hay juga Vi!bukannya kamu bilang kalau kamu akan pindah ke Singapura?kok sekarang ada disini”.”kenapa memang?apa kamu tidak suka aku ada disini? Aku ada disini karena mamaku tidak jadi mengajukanku ke Singapura.”jawabnya.”Ooo..jadi begitu,aku pikir kamu jadi ke Singapura. Lalu kenapa beberapa hari ini kamu tidak masuk?”tanyaku padanya. “itu karena sakit tipesku sedang kambuh,jadinya aku tidak masuk sekolah.” Jawabnya.”Ooo.. aku pikir kamu benar-benar pindah sekolah,kamu membuatku khawatir saja” kataku. Silvi hanya membalas perkataanku dengan senyuman tipis.”Mitha.. aku mau tanya sama kamu boleh tidak?”tanya Silvi.”tentu saja boleh lah!kamu seperti baru mengenalku saja,memang mau tanya apa?”. “aku mau tanya,apakah kamu senang bersahabat denganku?”.”halooo.. apa hanya itu yang ingin kamu tanyakan padaku. Itu adalah pertanyaan konyol ..”jawabku.”maksudmu apa?” tanyanya lagi. “masalah seperti itu masih kamu tanyakan,tentu saja aku senang apalagi kau adalah orang yang sangat bisa mengerti keadaanku dalam situasi apapun,kenapa kamu menanyakanhal ini?” tanyaku pada Silvi.” Ah.. tidak apa-apa hanya sekedar tanya saja kok”. Teettt...teettt... bel masuk pun tiba,aku dan Silvi langsung bergegas masuk ke kelas.bukannya memikirkan pelajaran yang sedang di terangkan aku malah masih memikirkan tentang pertanyaan Silvi padaku saat pagi tadi,aku merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Silvi tadi pagi. Namun pikiran itu langsung aku buang jauh-jauh dan langsung memperhatikan pelajaran mengingat sebentar lagi ada ujian semesteran. Hari ini adalah hari yang menegangkan bagiku karena hari ini adalah hari pertama diadakannya ujian kenaikan,perlahan-lahan aku melangkah menuju kelas,namun kelas masih sepi karena ini masih jam 06.20. aku sengaja datang pagi agar aku bisa konsentrasi belajar di sekolah. Saat lagi membaca buku,tiba-tiba Silvi datang mengejutkanku sambil berteriak “Mitha.. ada kabar bagus untuk kita!”,”kabar bagus apa?” tanyaku. “ada lomba nyanyi bahasa iggris yang diadakan sekolah,nanti kita nyanyi berdua soalnya lombanya buat duo vocal”.”bagus juga sich,tapi sebentar lagi kan ujian Vi!” jawabku. “tenang aja,lombanya diadakan sesudah ujian selesai kok. Mau ya mit?”. “OK” kataku. Akhirnya ujian sekolah yang melelahkanpun usai sudah,sekarang yang aku pikirkan adlah latihan vocal dengan Silvi untuk mempersiapkan lomba duo vocal yang diadakan sekolah. Sepulang sekolah aku langsung pergi ke rumah Silvi untuk latihan duo vocal,disana Silvi sudah menungguku didepan rumahnya. Setelah aku sampai dirumahnya,seperti biasanya dia selalu menyapaku dengan ramah dan mempersilakan aku masuk. Hal pertama yang kami bicarakan adalah soal judul lagu yang akan kami nyanyikan “Vi,enaknya lagu apa ya?” tanyaku. “gimana kalau lagu classik?”.”tapi kalau lagu classik,terlalu membosankan. Lebih baik lagu POP saja,gimana?”. “boleh juga,tapi judulnya apa?”tanya Silvi. “don’t stop the music dari rihanna aja”jawabku. “OK dech”jawab Silvi. Kamipun latihan dengan menyanyikan lagu diatas disela-sela latihan kami juga sering bercanda tawa,Kami berlatih setiap hari sehabis pulang sekolah. Akhirnya hari dimana perlombaan duo vocal dimulai telah tiba,aku dan Silvi mendapat nomer urut 10. “aduh.. aku gugup banget Vi!”kataku. “udalah lah,nanti kalau kamu gugup malah nggak hafal liriknya”. Dan setelah menunggu lama,akhirnya giliran kami pun tiba,aku dan Silvi terlihat sangat menikmati lantunan lagu yang kami lantunkan. Setelah kami tampil,kami masih harus menunggu pengumuman kejuaraan,dan sekarang sudah tiba saatnya untuk mengumumkan kejuraan. Aku dan Silvi sangat tegang saat pengumuman kejuraan harapan ll-juara 2 nama kami belum juga di sebut,lalu MC pun mengumumkan juara pertama “juara pertama adalah...... pasangan duo... Mitha dan Silvi!!”aku dan Silvi langsung bersorak “horee..” dan meloncat .namun tiba-tiba Silvi pingsan,semua orang yang ada disana panik dan membawa Silvi ke UKS,disana Silvi dibaringkan dan di beri minyak kayu putih,tak berselang lama Silvipun sadar dan semua orang lega. Setelah dia sadar aku bertanya “apa kau sudah baikan?dan tadi apa kamu sakit?.”aku sudah lebih baik,aku pingsan karena aku terlalu senang!”karena aku pikir itu hal yang wajar aku tidak bertanya lebih banyak pada Silvi. Karena tadi Silvi pingsan,jadi akulah yang mengambil hadiah tersebut sendirian. Setelah hadiahnya kuambi,lalu hadiah itu aku tunjukan kepada Silvi. “aku tak menyangka kalau kita akan menang ya?!”katanya, “iya” jawabku.sejak saat itu aku semakin dekat saja dengan Silvi dan kami sudah bersahabat selama kurang lebih 1,5 tahun. Namun beberapa hari ini Silvi punya sahabat baru dan mulai jarang bermain denganku. Terlebih lagi sahabat barunya itu tidak menyukaiku,karena aku sudah sangat kesal karena tidak pernah diperhatikan lagi,akupun menegur Silvi. “Vi,kenapa kamu berubah?!”tegurku.”berubah bagaimana?”jawabnya dengan santai.”sekarang kamu tidak pernah SMS aku lagi,tidak pernah ngajak bicara lagi,dan tidak pernah menyapaku lagi!” Jawabku kesal. “memangnya kamu siapaku?”jawabnya.”apa katamu?”tanyaku dengan tak percaya akan semua ini.”memang dulu kamu sahabatku,tapi aku udah bosan aku mau cari sahabat yang lain”sambil brjalan pergi meninggalkanku. Aku masih tidak percaya akan semua ini,aku menangis rasanya dunia ini runtuh,bagaimana tidak. Sahabatku selama ini mampu berkata seperti itu. Mulai saat itu aku dan Silvi saling bermusuhan,kami tak pernah lagi berbicara akrab,jangankan bicara akrab,menyapa saja tidak pernah. Hingga suatu hari,saat aku masuk sekolah. Di kelas tidak kutemui musuhku yaitu Silvi. Aku berfikir kalau Silvi tidak masuk karena membolos atau apalah. Namun karena aku dulu sahabatnya aku mulai merasa khawatir,tapi aku harus membuang pikiran itu jauh-jauh,karena buat apa aku harus mengkhawatirkan musuhku sendiri,yang bahkan tidak menganggap aku sebagai sahabatnya lagi. Malam harinya aku mendapat telepon dari teman sekelasku,namanya Nia. Akupun mengangkatnya “halo”. Aku mendengar suara tangisan Nia “Nia,kamu kenapa?”tanyaku. “Mit..Mitha (hiks..hiks) Silvi.. silvi Mit”. “haloo Silvi kenapa kalau bicara yang jelas”.”Silvi meninggal!!”.”ap..apa?!”seolah aku tak percaya tentang apa yang baru saja aku dengar. “mending kamu langsung dateng kerumah sakit aja!”kata Na. Aku langsung bergegas ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit,aku tidak percaya apa yang aku liha,aku melihat jasad Silvi terbujur kaku,aku langsung memeluknya sambil maenangis dan berteriak “kenapa kau tinggalkan aku sendiri Vi,bahkan aku belum sempat berkata maaf padamau..”karena aku tidak kuat lagi akupun pingsan.setelah sadaraku langsung menyebut nama Silvi,namun semua itu sudah tak berguna lagi karena Silvi sudah tak ada untuk selamanya. Akupun bertanya pada orang tuanya Silvi “kenapa Silvi bisa meninggal?”. “Silvi meninggal karena terkena kanker otak stadium akhir,sebelum dia meninggal. Dia menitip surata untukmu!” kata orang tua Silvi sambil menyerahkan sebuah surat untukku. Perlahan-lahan aku coba untuk membuka surat itu.
To : Mitha (my best friend)
Mith,maafin aku ya. Karena aku sudah berkata kasar padamu,jujur aku sayang banget sama kamu aku tidak mau kamu bersedih ketika aku telah tiada maka dari itu aku ingin menjadi musuhmu agar kamu tidak sedih ketika aku pergi untuk selamanya. Karna apabila aku masih menjadi sahabatmu kamu akan susah melupakanku dan melupakan kenangan indah kita. Aku harap setelah aku tiada kamu akan menemukan penggantiku yang jauh lebih baik dari pada diriku. Kumohon berjanjilah bahwa kamu akan hidup bahagia di dunia dan jangan meneteskan air mata kesedihan seperti dulu lagi,namun teteskanlah air mata kebahgiaan dengan kamu berjanji seperti itu maka aku akan tenang di dunia baruku ini.aku sudah tidak bisa menulis terlalu banyak karena mungkin waktuku untuk pergi sudah dekat.. maafkanlah aku jika aku pergi tanpa memberi tahumu.
WE ARE THE BEST FRIEND FOREVER
AND
TOGETHER FOREVER